• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
wiracarita.com
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti
No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti
No Result
View All Result
WIRACARITA.COM
No Result
View All Result
Home Tren

Cerita Wanita di Inggris Alami Stroke pada Usia Muda, Berawal dari Sakit Kepala

November 18, 2023
in Tren
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Cerita Wanita di Inggris Alami Stroke pada Usia Muda, Berawal dari Sakit Kepala
465
SHARES
1.5k
VIEWS

KOMPAS.com – Stroke merupakan penyakit karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Penyakit ini dapat menyerang siapapun, termasuk orang usianya masih terbilang muda.

Salah satunya dialami oleh seorang perempuan dari Brentwood, Essex, Inggris bernama Alex Bowles (32). 

Ia mengaku menderita stroke sejak usianya masih 23 tahun atau tepatnya pada 2014 yang membuatnya tidak dapat membaca, menulis, memahami, dan berbicara dengan benar.

https://www.youtube.com/watch?v=aOIuBV3eVaI

Pada Sabtu pagi saat usianya masih 23 tahun, Alex terbangun dengan sakit kepala hebat.

Sebelumnya, Alex mabuk setelah menikmati makan malam dan minum bersama teman-temannya.

“Saya menghabiskan Jumat malam dengan makan malam dan minum bersama teman-teman saya dan keesokan harinya saya merasa tidak enak,” ungkap Alex, dikutip dari DailyMail.

Alex merasa kepalanya sangat sakit dan menggambarkannya seperti “setengah kepalanya hilang”. Rasa sakit itu membuatnya menghabiskan akhir pekan dan Senin di rumah.

“Saya tidak pergi bekerja pada hari Senin dan ketika saya berbicara dengan seorang teman malam itu, saya mengatakan kepadanya bahwa rasanya separuh kepala saya hilang,” tuturnya.

“Itulah satu-satunya cara saya bisa menggambarkannya. Saya kemudian sakit malam itu dan keesokan harinya,” lanjutnya.

Kondisi tersebut membuat Alex ketakutan dan merasa ada yang tidak beres lebih dari hanya sekadar mabuk.

Setelah empat hari merasa tidak enak badan, petugas kebersihannya datang ke rumah dan langsung tahu bahwa Alex membutuhkan bantuan.

“Saya mulai berbicara dengan petugas kebersihan saya dan saya berasumsi bahwa saya sepenuhnya masuk akal, tetapi sebenarnya saya tidak jelas dan berbicara omong kosong,” ujarnya.

“Semakin banyak saya berbicara, semakin khawatir petugas kebersihan saya,” sambungnya.

Petugas kebersihan itu kemudian menelpon ibu Alex yang bergegas datang ke rumah. Sang ibu lalu memanggil ambulans yang lantas membawa Alex ke Rumah Sakit Queen di Romford.

“Awalnya ada beberapa penundaan ketika saya tiba. Dan seiring berjalannya waktu, kondisi saya semakin buruk. Berbaring di lantai rumah sakit dengan piyama, aku benar-benar berantakan,” ungkap Alex.

“Saya terus disuruh duduk, tapi secara fisik saya tidak bisa. Saya akhirnya diberi tempat tidur,” imbuhnya.

Didiagnosis stroke berat

Alex mengatakan, awalnya para dokter yang bertugas saat itu mengira dirinya mengalami “sakit kepala yang berlebihan”.

Namun, ada seorang dokter yang berpikir akan lebih baik jika Alex menjalani CT scan sebelum pulang.

“Setelah menunggu lebih lama, akhirnya saya menjalani pemindaian yang menunjukkan bahwa saya mengalami stroke berat,” katanya.

Rupanya, ia mengalami jenis stroke yang dikenal sebagai trombosis sinus sigmoid dengan pendarahan subarachnoid yang luas.

Alex diberi tahu oleh dokter kemungkinan besar stroke tersebut disebabkan oleh sejumlah hal, seperti penerbangan jarak jauh yang ia lakukan sebulan sebelumnya, steroid yang dikonsumsi untuk kolitis ulserativa, dan pil kontrasepsi.

Merasa sangat frustasi

Alex kemudian dirawat di rumah sakit selama dua minggu dengan didampingi ibunya yang bernama Karen. Saat tahu menderita stroke berat, Alex merasa sangat frustasi.

“Ketika saya diberitahu bahwa saya menderita stroke, saya tidak menerimanya karena saya merasa sangat tidak sehat. Saya sangat frustrasi. Saya tidak mengerti mengapa saya kesulitan berbicara dengan benar,” ucapnya.

Saat mencoba berbicara, ia mengaku hanya mengeluarkan kata-kata yang acak.

“Saya bisa mendengarkan ibu dan tahu persis apa yang dia katakan, tapi saya tidak bisa berbicara penuh dengannya tidak peduli seberapa keras saya mencoba. Saya terus melontarkan kata-kata acak,” tuturnya.

Setelah keluar dari rumah sakit, Alex harus bergantung pada keluarga dan teman-temannya. Ibunya setia merawatnya dan menemaninya setiap ada janji dengan dokter.

“Saya menjadi kurang percaya diri, kurang bersosialisasi, dan semakin emosional dan marah. Selama enam bulan, saya hanya dapat berbicara dengan satu orang dalam satu waktu,” ungkap Alex.

“Jika ada lebih dari itu, saya menjadi kesal karena kebisingannya. Saya juga sangat lelah sepanjang waktu,” imbuhnya.

Ia mengaku bahwa harus menjalani terapi dan latihan otak yang menurutnya sangat sulit.

“Saya diajari tugas-tugas sederhana dan saya merasa ingin berteriak, saya bukan anak kecil. Tapi saya perlu belajar kembali banyak hal,” kata dia.

Alex juga masih belum bisa menerima kenyataan tersebut, membuatnya merasa sangat marah dan sedih.

Ibunya juga kena stroke

Empat tahun setelahnya atau tepatnya pada 2018, ibunya, Karen juga menderita stroke.

Saat mengetahui sang ibu juga menderita stroke, Alex sedang berada di rumahnya dan ditelepon oleh saudaranya.

Saat itu, ibunya sudah berada di rumah sakit setelah pada malam sebelumnya melayani sebuah acara.

“Ketika saya melihatnya, saya menyadari dia mempunyai masalah serupa dengan yang saya hadapi. Dia berjuang untuk mengeluarkan kata-kata yang tepat dan merasa kesal dan kalah. Saya pasti bisa memahami apa yang dia rasakan,” ungkapnya.

Karen mengaku stroke tersebut membuat kaki dan lengan kanannya terkulai lemas.

Selain itu, ia juga tidak dapat mengingat dirinya mempunyai keluarga dan teman.
Saat kelelahan, ia akan tersandung karena kaki kanannya lemah.

Berbagi pengalaman agar orang lain waspada

Meski hidup dengan efek stroke, Alex dan ibunya menjalankan bisnis bersama yang sukses, Merrymeade Tea Rooms di Brentwood.

“Waktu telah berlalu, dan mereka bilang waktu adalah penyembuh. Saya telah mencapai kemajuan sejauh ini dalam sembilan tahun, bekerja keras dalam rehabilitasi saya, dan merasa seperti saya sekarang berada di tempat di mana saya ingin membantu para penyintas stroke muda lainnya,” tutur Alex.

Pada Rabu (17/11/2023), Alex mengadakan pertemuan kelompok pendukung di Merrymeade Tea Rooms.

“Saya memulai sebuah kelompok untuk para penyintas stroke atau siapa saja yang hidupnya terkena dampaknya. Entah itu baru-baru ini atau bertahun-tahun yang lalu, kita semua berada dalam situasi yang sama,” ujarnya.

Alex kini sudah tersadar untuk lebih memahami dan menerima yang terjadi pada dirinya.

Ia juga mendukung kampanye badan amal Asosiasi Stroke untuk meningkatkan kesadaran akan dampak stroke pada usia muda.

“Saya rasa ada stigma bahwa stroke hanya terjadi pada orangtua. Saya harap pengalaman saya menyoroti tanda-tanda stroke membantu orang mengetahui apa yang harus diwaspadai,” ucapnya.

“Mendapatkan dukungan yang tepat sangatlah penting, saya tidak ingin ada orang yang merasa sendirian seperti saya,” lanjutnya.

Banyak yang menganggap stroke hanya dialami lansia

Direktur Eksekutif Asosiasi Stroke Alexis Kolodziej mengatakan, studi yang ia lakukan menemukan banyak yang menganggap stroke hanya menyerang orang lanjut usia atau lansia.

“Penelitian kami menyoroti bahwa masyarakat masih menganggap stroke adalah suatu kondisi yang hanya menyerang orang lanjut usia,” kata dia, dilansir dari WalesOnline.

“Sangat penting bagi kami untuk menantang kesalahpahaman ini dan menyadarkan masyarakat bahwa stroke juga menyerang orang dewasa muda,” imbuhnya.

Ia menilai, banyak orang tidak mempersiapkan diri atau mengantisipasi jika terkena stroke.

“Setelah stroke, hidup berubah dalam sekejap. Dua pertiga orang yang selamat dari stroke mendapati dirinya hidup dengan disabilitas,” ungkapnya.

Sehingga, banyak penyintas stroke usia muda kehilangan tujuan dan rencana masa depan mereka.

Sementara mereka juga harus belajar beradaptasi dengan kehidupan baru yang terkena dampak stroke tersebut.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Cerita #Wanita #Inggris #Alami #Stroke #pada #Usia #Muda #Berawal #dari #Sakit #Kepala #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: alex bowlesCerita penderita stroke pada usia mudaduniagejala strokeInggrissakit kepalastrokestroke dialami orang berusia mudastroke pada usia mudastroke sejak berusia muda
Share186Tweet116Send
Previous Post

Penumpang Kereta Cepat Whoosh Sudah 352.000 Orang, Mayoritas untuk Berlibur

Next Post

[POPULER GLOBAL] RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi | Terowongan di Al Shifa

Next Post
Israel Serang RS Terbesar Gaza: Tank Dikerahkan, Pria Palestina Digeledah, Pasien Ketakutan

[POPULER GLOBAL] RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi | Terowongan di Al Shifa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jokowi Prediksi Industri Pangan, Farmasi dan Teknologi Akan Bertahan di Masa Pandemi Halaman all

Jokowi Prediksi Industri Pangan, Farmasi dan Teknologi Akan Bertahan di Masa Pandemi Halaman all

January 21, 2021
Cegah Klaster Baru Covid-19 di Sektor Industri, Ini yang Dilakukan Kemenperin

Cegah Klaster Baru Covid-19 di Sektor Industri, Ini yang Dilakukan Kemenperin

September 2, 2020
Teknologi Hidrometalurgi Nikel

Ekonomi Terdongkrak Melalui PT IMIP Morowali

November 11, 2020
Praktik investasi bodong

Investasi Bodong Bisa Buat Kabur Investor Tanah Air

December 2, 2021
Pangkogabwilhan II kunjungi IMIP

Pangkogabwilhan II Datangi IMIP, Bahas Pengamanan Kawasan Industri

October 22, 2021
CSR Sinergi Berdaya Kawasan IMIP, Program Penanaman Bibit Mangrove

CSR Sinergi Berdaya Kawasan IMIP, Program Penanaman Bibit Mangrove

November 28, 2023
sektor industri indonesia

Membangun Indonesia Dari Sektor Industri

March 25, 2021
WIRACARITA.COM

Wiracarita.com adalah platform berita nasional yang menyajikan berita yang sudah dipilih oleh redaksi.

Follow Us

Categories

  • Berita
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • General
  • Global
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Megapolitan
  • Money
  • Nasional
  • Otomotif
  • Properti
  • Regional
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren

Recent News

KPK Duga Ada “Pengurusan Terselubung” dalam Dugaan Suap dan Gratifikasi Wamenkumham

KPK Duga Ada “Pengurusan Terselubung” dalam Dugaan Suap dan Gratifikasi Wamenkumham

December 1, 2023
Keputusasaan Anak Pamen TNI AU yang Tewas Bunuh Diri, Ingin Akhiri Hidup Sejak SMP karena Hadapi Banyak Tekanan

Identitas Mayat Perempuan yang Ditemukan di Kali Cikeas Belum Diketahui

December 1, 2023
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2020 wiracarita.com - L

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti

© 2020 wiracarita.com - L