Minyak bumi yang selama ini manusia gunakan selama berpuluh-puluh tahun, sadarkah bahwa cadangan tersebut sudah mulai habis di Arab Saudi? Kondisi ini telah disadari oleh Pemerintah Indonesia yang sadar bahwa masa depan dunia bukan lagi mengenai minyak bumi atau batubara, melainkan nikel masa depan dunia serta Indonesia.
Sebab, dunia kini telah beralih ke mobil listrik bertenaga baterai sebagai pengganti mobil berbahan bakar fosil yang mulai sirna. Mobil listrik tersebut ditenagai oleh baterai yang memiliki bahan pokok berupa nikel masa depan dunia.
Tiongkok, sebagai negara yang besar rupanya memiliki teknologi canggih dan secara masif memproduksi mobil listrik untuk masa depan. Uni Eropa tidak mau kalah, mereka telah lebih dulu memproduksi mobil listrik dan memperkenalkan produk tersebut ke berbagai penjuru dunia.
Sayangnya, Uni Eropa marah kepada Indonesia. Sebab, Presiden Jokowi merilis Permen No. 11 Tahun 2019 yang menyatakan penghentian ekspor bahan mentah bijih nikel ke Eropa. Dari kejadian ini, Jokowi digugat ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Menurut Jokowi, Indonesia tidak akan lagi melakukan ekspor bijih nikel melainkan membangun sendiri pabrik baterai untuk bahan bakar mobil listrik.
Dahulu, Indonesia selalu mengekspor bahan mentah bijih nikel ke Uni Eropa yang sangat murah. Saat ini, Jokowi tidak ingin tabiat buruk tersebut terjadi lagi. Jokowi memilih untuk membangun perusahaan nikel dari hulu ke hilir melalui hilirisasi. Sehingga nantinya ada value added pada nikel yang bermuara pada pembuatan baterai lithium. Di satu sisi, Indonesia mendapatkan keuntungan, sedangkan Eropa bergantung pada Indonesia karena membutuhkan baterai untuk inovasi mobil listrik yang mereka rancang.
Lalu, masih inginkah kita terjebak di dalam nostalgia dan terus “dininabobokan”? Maukah kita selalu terperangkap tabiat lama yang memaksa kita bagai kura-kura di dalam cangkang? Kita harus mulai perlahan sadar mengenai fakta nikel masa depan dunia serta Indonesia. Semoga saja, kita semua dapat mengerti dan memahami hal tersebut.