• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
wiracarita.com
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti
No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti
No Result
View All Result
WIRACARITA.COM
No Result
View All Result
Home Berita

Lahan Permakaman di Sydney Menipis, Warga Menentang Pembangunan Baru

January 23, 2023
in Berita, Global
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Lahan Permakaman di Sydney Menipis, Warga Menentang Pembangunan Baru
465
SHARES
1.5k
VIEWS

SYDNEY, KOMPAS.com – Kota-kota besar di Australia terus berkembang, namun perdebatan tentang bagaimana mengatasi masalah kurangnya lahan permakaman masih tetap ada.

Permakaman Sydney sudah hampir penuh, tetapi pembangunan lahan yang baru ditentang keras oleh penduduk setempat.

Para ahli mengatakan, “Tidak ada yang menginginkan kuburan di halaman belakang mereka”.

Sydney belum membangun peemakaman baru dalam setengah abad terakhir meski populasinya sudah bertambah dua kali lipat selama periode itu.

Temuan tahun 2021 mengatakan, kapasitas permakaman Sydney akan penuh pada tahun 2051.

Namun, beberapa kelompok agama dan kebudayaan bisa kehabisan ruang permakaman hanya dalam waktu tiga tahun.

Kazi Ali, yang mengepalai Dewan Pemakaman Muslim, mengatakan bahwa situasi ini sangat memprihatinkan, karena komunitasnya mencari ruang permakaman yang lebih sesuai dengan budaya.

“Ini adalah mimpi buruk. Lahan yang kami miliki saat ini tidak akan bertahan lebih dari tiga sampai empat tahun,” kata Kazi.

Setelah kehabisan lahan permakaman, komunitas Muslim di pinggiran barat Sydney ditawari 4.500 petak di permakaman Katolik terdekat, yang kini bahkan sudah penuh.

“Ini adalah situasi yang tidak pernah berakhir karena orang akan meninggal, agama kami tidak mengizinkan kremasi, Yahudi tidak mengizinkan kremasi, sebagian besar umat Katolik tidak mengizinkan kremasi, jadi dalam hal ini, kami butuh lahan permakaman normal,” kata Kazi.

Pembangunan lahan kuburan ditolak masyarakat

ABC NEWS/GAVIN COOTE via ABC INDONESIA Rumah Jacqui Kirkby yang berusia 160 tahun di dekat Campbelltown akan berada di tengah permakaman seluas 113 hektare.

Pembangunan permakaman besar baru tengah berlangsung di dekat Campbelltown, yang menurut para pendukung akan membantu mengatasi krisis tersebut.

Tetapi kegiatan ini mendapat penentangan keras dari penduduk setempat.

Jacqui Kirkby adalah pendiri Scenic Hills Association yang beranggotakan warga biasa, petani, dan biarawan Karmelit.

Mereka sudah berjuang memerangi pembangunan lahan kuburan di daerah rumah mereka selama dekade terakhir.

Jacqui mengatakan pembangunan kuburan yang dianggapnya “keterlaluan” tersebut bertentangan dengan keinginan masyarakat.

“Ini menunjukkan betapa rusaknya sistem perencanaan pembangunannya, dan masyarakat kami tidak percaya pada itu,” kata Jacqui.

Rumah Jacqui sudah didaftarkan sebagai warisan.ABC NEWS/JONATHAN HAIR via ABC INDONESIA Rumah Jacqui sudah didaftarkan sebagai warisan.

“Ketiga anggota parlemen, federal, dan negara bagian telah menentangnya, dewan menolaknya, sebagian besar anggota dewan, Liberal, Buruh dan independen, mereka semua menolak permakaman ini. Hanya dua orang yang mendukung permakaman ini di dewan.”

Rumah Jacqui yang berusia 160 tahun berada di tengah-tengah permakaman seluas 113 hektare yang sedang dibangun.

“Kami telah diberitahu oleh penilai bahwa rumah kami didevaluasi hingga mungkin tidak dapat dijual, sehingga menempatkan kami pada posisi yang sangat sulit,” katanya.

“Kami sangat terpukul, benar-benar hancur. Saya hanya mengira permakaman ini akan menuai reaksi menyedihkan.”

Inovasi para desainer

Lindsay Mulligan, Grace Mortlock, dan David Neustein (kiri ke kanan) sedang mencari cara baru untuk menciptakan ruang permakaman.ABC NEWS/GAVIN COOTE via ABC INDONESIA Lindsay Mulligan, Grace Mortlock, dan David Neustein (kiri ke kanan) sedang mencari cara baru untuk menciptakan ruang permakaman.

Dengan hampir tidak adanya solusi jangka panjang untuk krisis ini, beberapa orang sudah berpikir untuk merombak sistem permakaman.

David Neustein adalah arsitek asal Sydney yang sedang mencari cara baru untuk merancang permakaman–di antaranya adalah burial belt atau sabuk penguburan.

Proposal arsitek Burial Belt untuk pemakaman di barat daya Sydney.OTHER ARCHITECTS via ABC INDONESIA Proposal arsitek Burial Belt untuk pemakaman di barat daya Sydney.

Model “sabuk penguburan” ini berarti penguburan jenazah dilakukan di pohon, bukan deretan batu nisan, untuk menghindari keharusan membuka lahan atau menggunakan ruang yang sempit untuk kuburan baru.

David, yang juga telah bekerja sama dengan komunitas Yahudi dan Islam di Sydney saat mengerjakan desain permakaman, mengatakan perubahan besar mungkin terjadi dengan tetap menghormati praktik agama dan budaya.

“Minoritas masih belum diperhatikan dengan baik di dalam masyarakat yang didominasi Anglo,” katanya.

“Meskipun New South Wales multikultural–dan Pemakaman Rookwood (di Sydney barat) misalnya adalah permakaman yang paling beragam secara demografis di Bumi–kami masih belum memenuhi kebutuhan komunitas Muslim, yang sekarang memiliki permintaan terbesar untuk penguburan,” kata David.

“Pada dasarnya tidak ada alasan untuk tidak melakukan penguburan alami–penguburan tanpa batu nisan, tanpa peti mati, dengan cara yang memungkinkan alam memulihkan tanah–tidak ada yang melarangnya dalam kepercayaan Islam atau Yudaisme.”

Dalam pernyataannya, juru bicara Departemen Perencanaan dan Lingkungan NSW mengatakan pihaknya mengambil “pendekatan menyeluruh” untuk mengatasi kekurangan ruang permakaman.

Ini termasuk menemukan tanah yang cocok untuk permakaman baru dan menyelidiki pengelolaan ulang tanah pemerintah.

Departemen tersebut juga telah memperbaharui perencanaan sehingga lahan yang ada dapat menampung 5.000 kuburan atau lebih dan mengatakan sudah berkonsultasi dengan masyarakat.

“Pertimbangan utama dalam menentukan lokasi yang cocok untuk kuburan meliputi zonasi, ukuran, topografi, geologi, risiko banjir dan kebakaran hutan, konektivitas transportasi, kesesuaian dengan penggunaan lahan di sekitarnya, dan potensi biaya akuisisi dan pengembangan,” kata juru bicara pemerintah.

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Lahan #Permakaman #Sydney #Menipis #Warga #Menentang #Pembangunan #Baru

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: AustraliaKazi Alikuburan di australialahan permakaman di sydney menipisPermakaman di Sydney menipisSydney
Share186Tweet116Send
Previous Post

2 Cara Simpan dan Hangatkan Bebek Peking yang Aman

Next Post

BERITA FOTO: Kebakaran Landa Gudang Penyimpanan Kabel Fiber Optik di Koja

Next Post
BERITA FOTO: Kebakaran Landa Gudang Penyimpanan Kabel Fiber Optik di Koja

BERITA FOTO: Kebakaran Landa Gudang Penyimpanan Kabel Fiber Optik di Koja

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

presiden inginkan hilirisasi industri

Presiden Jokowi Soroti Catatan Positif di Hilirisasi Nikel

August 27, 2021
Pangkogabwilhan II kunjungi IMIP

Pangkogabwilhan II Datangi IMIP, Bahas Pengamanan Kawasan Industri

October 22, 2021
Insurtech Ini Catat 4 juta Pelanggan Baru pada 2020 Halaman all

Insurtech Ini Catat 4 juta Pelanggan Baru pada 2020 Halaman all

January 14, 2021
Cegah Klaster Baru Covid-19 di Sektor Industri, Ini yang Dilakukan Kemenperin

Cegah Klaster Baru Covid-19 di Sektor Industri, Ini yang Dilakukan Kemenperin

September 2, 2020
pembangunan daerah merata

Pembangunan Daerah Merata dengan Sektor Ini!

April 6, 2021
IMIP vaksinasi 104 nakes

Vaksinasi 104 Nakes di Morowali Dibantu IMIP

February 9, 2021
Erick Thohir Minta BUMN Beri Dividen Maksimal ke Negara

Erick Thohir Minta BUMN Beri Dividen Maksimal ke Negara

September 9, 2020
WIRACARITA.COM

Wiracarita.com adalah platform berita nasional yang menyajikan berita yang sudah dipilih oleh redaksi.

Follow Us

Categories

  • Berita
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • General
  • Global
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Megapolitan
  • Money
  • Nasional
  • Otomotif
  • Properti
  • Regional
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren

Recent News

5 Jamur Paling Mematikan di Dunia, Apa Saja?

5 Jamur Paling Mematikan di Dunia, Apa Saja?

January 30, 2023
Son Heung-min soal Debut Conte di Tottenham: Tak Ada yang Istimewa…

Kirim Surat Ke Jokowi, Bupati Sumenep Minta Jalur Rel KA di Madura Direaktivasi

January 30, 2023
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2020 wiracarita.com - L

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Global
    • Regional
  • Bola
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Money
  • More
    • Otomotif
    • Tren
    • Sains
    • Tekno
    • Travel
    • Properti

© 2020 wiracarita.com - L