Moncernya kehadiran mobil listrik, salah satunya Tesla, membuat gaya hidup masyarakat turut berganti. Sebab, transportasi yang dahulunya menggunakan bahan bakar fosil kini mulai berganti dengan energi baterai baterai listrik yakni lithium ion. Dengan maraknya electric vehicle, diprediksi berbagai negara di masa depan berlomba-lomba untuk menjadi pemain utama mobil listrik.
Menurut analisa Bloomberg New Energy Finance (BNEF) dilaporkan bahwa pada tahun 2040 nanti 57% transportasi akan beralih ke tenaga listrik. Yang menarik adalah kendaraan listrik yang dijual diperkirakan menggunakan baterai lithium-ion buatan pabrik China.
Di dalam laporan tersebut juga dikatakan bahwa pada tahun 2040 nanti, prosentase kendaraan listrik akan sama dengan prosentase penjualan kendaraan komersial ringan di Amerika Serikat, Eropa, dan China. Jika prediksi laporan ini benar, maka sudah dipastikan di masa depan kendaraan listrik akan dominasi market.
“Kami melihat kemungkinan nyata bahwa penjualan global mobil penumpang konvensional telah melewati puncaknya (seiring dengan terus menurunnya bahan bakar fosil),” ujar Head of Sustainability Vehicle Research BNEF, Colin McKerracher.
Sedangkan menurut Benchmark Mineral Intelligence (BMI), keberhasilan China dalam membangun industri baterai dunia diperkuat oleh melonjaknya permintaan baterai listrik di pasar dalam negeri. Dengan penduduk lebih dari 1,4 jiwa, menjadikan China sebagai pasar terbesar di dunia.
Negara Tirai Bambu tersebut akan segera menguasai rantai pasokan rantai baterai lithium-ion dan segera melampaui Jepang sekaligus Korea. Menurut The Mining, perusahaan-perusahaan produk kimia asal China kini bahkan menyumbang 80% dari total produksi bahan mentah dunia pembuatan baterai listrik di dunia. Dari 136 pabrik baterai lithium-ion, 101 di antaranya berbasis di China. Dengan kemajuan pesat yang dilakukan oleh China, dapat dikatakan bahwa negara tersebut akan menjadi pemain utama mobil listrik.
Salah satu pabrikan baterai ternama asal China adalah Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) di tahun 2020 lalu tercatat sebagai produsen baterai listrik terbesar di dunia. Dalam 9 (sembilan) bulan pertama di tahun 2020, CATL disebut telah menguasai 27,9% pasar baterai global dan menjadi pemasok baterai untuk pabrikan mobil listrik Tesla, Daimler AG, Toyota, hingga BMW.
Selain menggunakan bahan baku nikel, pabrikan China juga menguasai bahan mineral lain sebagai komponen baterai listrik yakni grafit. Di tahun 2019 lalu, China bahkan memproduksi 60% grafit dari total produksi dunia. Bercokolnya China di pasokan baterai listrik ini menjadikan negara tersebut sebagai pemain utama mobil listrik khususnya di industri electric vehicle di seluruh dunia.
Bagi analis New York Stock Exchange, Gregory Rowe, China telah menjadi negara yang potensial sebagai pengendali industri kendaraan listrik dunia melalui penguasaan supply chain (rantai pasokan) ke industri kendaraan listrik dunia. Negara-negara yang menjadi asal industri utama kendaraan konvensional selama ini, akan bergantung pada arah yang ditentukan oleh produsen China jika nanti kendaraan listrik dominasi dunia.